Senin, 18 Juni 2012

3 Cara Pekerja Mengekspresikan Emosi Negatif


Ilustrasi perempuan marah-marah di kantor. (sumber: Visualphotos)




Melampiaskan marah ke benda mati, ke orang lain, atau "curcol" terselubung.

Menurut Mike Fisher, terapis sekaligus direktur British Association of Anger Management, Inggris, secara umum ada 3 cara karyawan meluapkan emosi negatifnya. 

Berikut ini ketiganya:

The Blunderbuss
Tipe orang seperti ini aakn meluapkan rasa marah dan emosi negatifnya pada obyek-obyek tertentu, seperti menendang mesin fotokopi atau membanting pintu. 

Orang-orang seperti ini belajar untuk tidak meluapkan rasa marah pada orang lain, karenanya barang-baranglah yang menjadi sasaran. 

Sayangnya, tipe seperti ini tidak menyadari efek yang terjadi pada orang-orang di sekitarnya. Rasa kaget, bingung, takut mendekat, termasuk kesal bisa melanda orang-orang di sekitarnya.

The Intimidator
Seperti namanya, orang yang suka mengintimidasi akan mencoba berteriak, memaki, dan menyakiti orang lain. 

Umumnya, orang yang berani melakukan tindakan intimidatif semacam ini duduk di posisi manajemen, karenanya mereka selalu berhasil lolos dan bebas melakukan hal-hal semacam ini. 

The Passive-Aggressive
Tipe ini tidak akan menendang atau memukul benda mati, tidak pula akan meluapkan energi negatifnya ke orang-orang di sekitarnya. 

Tipe ini memilih meluapkan emosinya di status Facebook atau "berkicau" di Twitter, mencoba melakukan tindakan kriminal minor, seperti mengutil perlengkapan kantor, atau pulang dari kantor lebih cepat dari seharusnya, kadang sambil menangis. berigosip.blogspot.com


Meluapkan emosi adalah salah satu cara untuk melepaskan sesak di dada dan kepala. Tekanan di rumah, di kantor, di keluarga, keuangan, ditambah hambatan-hambatan di ruang kerja hanya membuat sumbu kesabaran seseorang memendek. Tak heran banyak orang akan meluapkan emosinya di ruang kerja. 

Namun, menurut Fisher, bagaimana cara seseorang marah-marah untuk melepaskan emosi negatif ini umumnya bersifat sementara. 

"Di momen Anda marah-marah itu, mungkin ada rasa lebih baik, namun begitu depresi pascakrisis itu datang, Anda akan mencoba merefleksi keadaan dan yang tersisa hanya rasa malu. Anda kemudian mengkhawatirkan konsekuensinya. Setelah jam kerja, Anda akan mencari 'penghiburan' dengan pelarian semua, lalu siklus marah akan berputar," kata Fisher. 

Fisher yang juga adalah pengarang buku Mindfulness & The Art Of Managing Anger menyarankan, bila ada rasa emosi membuncah di dalam dada atau kepala, "Pergilah jalan kaki mengelilingi gedung kantor, pergi ke gym untuk memukul samsak, atau pergi makan siang untuk relaksasi. Anda pun butuh beristirahat total begitu tiba di rumah, matikan ponsel dan jangan lihat komputer. Menatap ponsel cerdas setiap malam sebelum tidur artinya Anda tidak akan tidur nyenyak."
Share on :

0 komentar:

Posting Komentar

Translate

Ping your blog, website, or RSS feed for Free Humor
Top Blogs
 
© Copyright Berigosip 2012 - All Rights Reserved | Powered by Blogger.com
Template Design by Beri Gosip Team